Kamis, 20 November 2014

Asal usul tari Jaran Kepang di Jawa Timur bagian timur

Bagi masyarakat Jawa Timur bagian timur (Surabaya, Malang, Pasuruan, Lumajang hingga Situbondo), tari Jaran Kepang merupakan kisah-kisah raja-raja kecil atau adipati yang saling berperang untuk meluaskan wilayahnya. Seperti kisah peperangan antara Turyanpadha (Turen, Malang) dengan Tuksari (Sumbersari, Malang) atau pemberontakan rakyat Malang, Surabaya, Lumajang dan Pasuruan dalam melawan Sultan Agung dari Mataram. Berdasarkan apa yang dapat kita lihat, tari Jaran Kepang di wilayah Malang, Lumajang dan Surabaya memang berasal dari rakyat jelata atau masyarakat kelas bawah.
Tarian ini berawal dari keinginan kaum jelata untuk memiliki kuda (dalam bahasa jawa disebut Turangga). Saat itu memang kuda adalah kendaraan yang cepat namun mahal dan hanya dimiliki oleh para adipati atau penguasa setempat. Hal ini tentu mustahil untuk diwujudkan. Oleh karena keinginan yang begitu kuat itulah mereka membaut kuda kepang lalu ditungganggi dengan kaki mereka sebagaimana layaknya kuda. Tangan kiri memegang leher kuda, serta tangan kanan memegang cambuk (pecut) serta kedua kaki menghentak-hentak maka terciptalah tarian kuda kepang atau Jaran Kepang. Alat musik dan pakaian yang sederhana semakin menunjukkan bahwa tarian Jaran Kepang di daerah ini berasal dari rakytat jelata. Memang tidak banyak sumber tertulis yang menunjukkan asal-usul tari ini. Kebanyakan hanya didapat dari cerita turun temurun yang sudah terdistorsi kanan dan kiri. Pengaruh kebudayaan baru juga membuat tarian Jaran Kepang ini menjadi tidak diminati masyarakat, terutama anak muda.

Gerakan tari Jaran Kepang

Pada umumnya tari Jaran Kepang dilakukan dengan gerakan pada seluruh anggota gerak tubuh, dari tangan, kaki, jemari, bahu, pundak, leher, kepala, pinggang dan perut. Irama yang dinamis membuat tari ini memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Dalam masyarakat petani tradisional di daerah Jawa Timur bagian timur umumnya menggunakan cangkul dalam mengolah lahan pertanian. Gerakan mencangkul ini banyak menggunakan tangan sehingga mempengaruhi gerakan tangan dalam menari. Termasuk dalam tari Jaran Kepang ini. Inilah yang menyebabkan tidak adanya pakem resmi mengenai gerakan yang dilakukan oleh penari Jaran Kepang di wilayah Jawa Timur bagian timur. Masing-masing daerah bahkan desa memiliki gerakan tersendiri yang terpengaruh dari topografis lingkungan dan kebiasaan masyarakat.

http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tarian-jaran-kepang-di-jawa-timur-bagian-timur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar